Jumat, 21 Februari 2014

Pak tani dan kancil

Part 1. Asal usul pak tani dan perseteruannya dengan kancil
Pak tani tinggal di lereng gunung Arjuna, di desa Gebug Kidul. Dia mempunyai ladang mentimun didaerah pinggiran hutan kaliandra sekitar 10 kilometer dari rumahnya, setiap harinya pak tani berangkat sebelum shubuh ke ladang untuk merawat mentimunnya dengan penuh kasih sayang, bisa dikatakan pak tani adalah penyayang mentimun. Namun bagi pak tani tidak mudah merawat mentimun-mentimun yang ia sayangi, karena ia harus melawan musim yang selalu berganti, cuaca, badai, bahkan topan. Dengan keteguhan hati pak tani, dia bisa menerima semua itu dengan tabah. Selain gangguan alam pak tani juga menghadapi gangguan lain berupa dari organisme-organisme pengganggu tanaman di antaranya penyakit, hama, dan yang terakhir adalah dari sang kancil.

Nama terakhir yang disebutkan sangat menggangggu hati pak tani, mereka selalu berseteru tiada henti, dari hari ke hari, bulan ke bulan sampai bertahun-tahun.

Sang kancil merupakan hewan yang sangat cerdik. Dengan berbagai macam cara, dia selalu bisa mencuri mentimun pak tani, walaupun pak tani sudah memasang berbagai macam alat pengaman, seperti alarm, cctv. Bahkan ketika sang kancil terperosok dalam jebakan pak tani, dia masih bisa lolos dengan mengakali pak tani.

Pak tani harus menghadapi terror yang tidak pernah habis, mentimun-mentimun tersayang pak tani selalu bisa dicuri kancil. Genderang perang telah ditabuh pak tani terhadap kancil bertahun-tahun yang lalu, namun kemenangan pak tani tidak juga kunjung tiba.

Part 2. Mimpi Pak Tani

Pak tani……

Aku adalah sang Pengantar, aku bertanya padamu !!!

Jika kau mati dan ditanya oleh bumi apa yang akan kau jawab…..???

Jika kau terbang lebih ringan dari udara dan tidak ada yang yang melindungimu,

Sementara kau dituntut oleh perbuatanmu

Apa yang akan kau lakukan……..???

Hari itu pak tani bangun sangat siang, dia bermimpi sangat aneh…………..

dalam mimpinya ia bertemu dengan sang Pengantar, yaitu yang mengantarkan pak tani hidup di bumi.

Pak tani segera menyiapkan perlengkapan bertaninya, langsung pergi keladang. Saat itu matahari tepat diatas kepala, terik panas matahari tak menyurutkan niat pak tani untuk merawat mentimun-mentimunnya. Hari itu Pak tani menyelesaikan pemeliharaan dan perwatan tanaman ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat.

Dalam perjalanan pulang, Pak tani masih terngiang akan pesan dan peringatan yang disampaikan oleh sang pengantar

Pikiran itu terus menganggu pak tani, lalu dia teringat kejadian seminggu yang lalu, di kala pak tani bertemu sang kancil diladang mentimun

“Pak tani, hari ini aku menawarkan padamu persahabatan, aku sudah lelah dengan perseteruan ini” kata sang kancil berharap

“terkutuklah kau kancil, setelah semua yang kau lakukan padaku, aku tidak pernah akan bisa menerimamu” kata pak tani dengan nada keras

sang kancilpun menunduk seakan menyesali semua perbuatannya

“maafkan aku pak tani, pertempuran ini tidak akan pernah berakhir kalau kita terus begini, sekarang aku telah menyadari semua perbuatanku adalah salah, aku akan menebus dosa-dosaku dengan selalu setia melindungimu hai pak tani” kata sang kancil

“aku masih belum bisa menerimamu, ingatlah bahwa kau telah banyak menyakitiku, dengan mencuri mentimunku… aku sudah tidak peduli, kalau kau ingin menebus dosamu, segeralah kau bunuh dirimu atau pergi menjauh dariku” nada pak tani meninggi pertanda marah

“pak tani, aku tidak bermaksud menyakitimu, namun keinginan memakan timunmu telah membelenggu jiwaku, sekarang dengan tulus aku ingin membantumu….

Karna aku tahu bahwa kau adalah orang yang tidak tahu tapi mengetahui”

Mendengar hal itu pak tani sangat marah, dia mengangkat cangkulnya mencoba membunuh sang kancil, sadar akan bahaya yang mengancam, sang kancilpun berlari menyelamatkan diri menuju kedalaman hutan kaliandra sambil berkata

“pak tani, kau boleh saja bersumpah mengutuk aku sang kancil…

namun pada akhirnya kau harus rela

aku adalah sahabat sejatimu…”

sejenak terlintas dalam pikiran pak tani, ada baiknya jika kancil mengetahui perihal mimpinya, mungkin sang kancil bisa memecahkan masalah tersebut. Namun tiba-tiba ia teringat kembali akan perbuatan kancil yang terus menyakiti hati pak tani dengan mencuri mentimun-mentimun yang sangat disayangi pak tani, dan pak tanipun menghilangkan pikiran itu.

Part 3. Pak Tani Memutuskan Menemui Sang Kancil

Pada hari berikutnya pak tani bermimpi lagi, kali ini Sang Pengantar mengatakan hal lain lagi…

Ketahuilah, mentimun-mentimun itu bila kau beri nutrisi yang hanya kau dapatkan caranya turun menurun, maka kau hanya akan mengetahui hasilnya saja…

Nutrisi itu bisa saja lebih baik atau memburuk karena musim…

Dan kau tetap memberikan nutrisi itu, betapa bodohnya kau pak tani….



Kemudian ia bangun kesiangan lagi, betapa gundahnya hati pak tani hari itu, ia bingung dengan mimpinya dan apa yang akan ia lakukan. Ia keluar rumah, mencoba memecahkan kebuntuan pikirannya.

Dia berjalan terus-menerus hari itu…..

kesana kemari tak jelas, berfikir keras akan mimpinya. Namun dasar pak tani bodoh, dia tidak bisa juga menemukan jalan keluar…….

Lama sekali pak tani berjalan tanpa sadar ia telah sampai dipinggir sungai dekat hutan kaliandra, dia duduk di atas air mencoba merenung semua kejadian lampau…

Pelajaran apa yang ia dapat dari hidupnya…..

Sampai ia pada pemikiran permusuhan itu memeberikan pelajaran yang sangat berarti,

Kejahatan sang kancil merupakan anugerah Tuhan, seperti banyak orang bilang guru yang terbaik adalah musuh, ia memberikan pengalaman menyakitkan yang akan selalu tercatat dalam memori.

Pak tani pun sadar betapa sang kancil telah melukainya, ia harus rela menerima sang kancil, karena kancil adalah takdir yang selalu bersama pak tani.

Malam telah datang menyambut kesendirian pak tani. Maka pak tani pulang.

Dalam perjalanan pulang, pak tani memutuskan akan menemui sang kancil esok hari, dan menerima penawaran persahabatan dari sang kancil.

Part 4. Pak Tani Mencari Sang Kancil

Pada keesokan harinya, pak tani bersiap mencari sang kancil. Ia menyiapkan bekal secukupnya untuk mencari sang kancil yang akan diajak curhat

Pada mulanya ia pergi ke ladang mencari sambil memanggil-manggil sang kancil, lama ia disana namun tak muncul juga batang hidung sang kancil, kemudian pak tani memutuskan mencari sang kancil kehutan kaliandra

Ia kehutan mencari sang kancil, berhari hari pak tani dihutan, pak tani terus berteriak memanggil nama kancil.

Pak tani bertanya pada awan, angin, namun semua tidak tahu. Bahkan pak tani bertanya pada rumput yang bergoyang….

Pak tani sungguh ingin bertemu dengan kancil namun sang kancil tidak muncul juga. Pak tani tidak putus asa, dia mendaki gunung arjuna berminggu-minggu mencari sang kancil bahkan sampai puncak, sang kancil juga tidak ada. Pak tani masih belum putus asa, ia mencari ke gua-gua sekitar gunung dan sang kancil masih tidak ada. Kemudian pak tani mencari digunung-gunung sekitarnya, welirang, ringgit, penanggungan semua ia daki, semeru, bromo, argopuro raung, panderman, kawi semua telah ia lalui namun kancil tidak ada.

Pak tani tanpa lelah mencari sang kancil dan tak terasa sudah berbulan-bulan….

Pak tani memang pantang menyerah sejauh ini, dia menuruni gunung, berjalan menuju laut kidul, dia menyusuri pantai sampai berminggu-minggu, terus berusaha memanggil sang kancil, kerinduan yang mendalam sudah terasa dihati pak tani, sungguh pak tani ingin bertemu sang kancil…

Namun sang kancil tak muncul juga…

Saat itu hari telah senja, langit terlihat menguning, cahaya sekitar mulai meredup, gelap akan segera menghampiri.

Pak tani terduduk dengan lesu dipantai, dia menangis….

Itulah air mata kerinduan..

Yang tulus…

Yang sudah bertahun-tahun tidak keluar dari kelopak mata pak tani….

Dalam hati pak tani berkata sesuatu yang berharga akan benar-benar terasa berharga saat ia telah hilang

Pak tani mencoba bercerita tentang kesedihannya pada laut, pada ombak, pada karang dan pada pasir yang berbisik….

Namun tak ada jawabnya…..

Dia bertanya pada bumi, lanngit, bintang bulan bahkan seisi jagad raya

Namun semua membisu…..

Pak tani telah putus asa, dia menyesal telah mengusir sang kancil, bahkan mungkin kancil telah membunuh dirinya. Pikiran itu membuat pak tani semakin sedih…

Dalam pencarian, tiap kali pak tani tidur, sang kancil selalu muncul, namun saat pak tani sadar, kancil telah hilang tak tahu kemana…..

ketegaran pak tani mulai sirna, kharisma pak tani kini tinggal kenangan.

Akhirnya Pak tani memutuskan untuk pulang, dia sangat sedih pulang tanpa hasil….

Dia hanya bisa menyesali semua kebodohannya…..

Maka kemudian pak tani pulang…..

Lama pak tani berjalan menuju rumahnya, ketika sampai di desanya ia langsung menuju rumahnya untuk melepas lelah dan penat…..

Dari jauh pak tani melihat sang kancil didepan rumah, pak tanipun berlari sekuat tenaga sambil memanggil nama kancil…..

sesampainya pada kancil, langsung saja pak tani mendekap sang kancil dengan erat sambil berkata

“maafkan aku cil, pada akhirnya aku harus rela menerima kamu sebagai temanku anugerah Tuhan disisiku, bahkan aku menempatkanmu pada posisi yang tinggi dihadapanku” kata pak tani sambil menangis tersedu

di utara terlihat pelangi berkilauan tanpa hujan, alam raya semua tersenyum menunduk melihat kejadian tersebut.

sang kancil berusaha menenangkan pak tani sambil berkata

“sudahlah pak tani, sebenarnya aku yang salah. Selama ini aku menyakitimu dengan semua tindak-tandukku , akulah yang sepantasnya minta maaf”

lama pak tani mendekap sang kancil, sampai akhirnya sang kancil berkata

“pak tani, sudahlah…

kini istirahatlah, besok kita berbincang-bincang, aku lihat kau sudah lelah dan perlu istriahat”

“ia cil, ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu..

ada banyak masalah yang ingin aku utarakan padamu…

aku harap kini dan seterusnya kau setia menemaniku” ujar pak tani memelas

sang kancil merasa malu dengan penghargaan pak tani yang begitu tinggi, wajahnya memerah dan hatinya pun luluh dengan ketulusan pak tani

“pak tani, aku tidak akan pernah menyakitimu lagi…

aku akan selalu mencarikan solusi terbaik untuk melindungimu…

ini adalah janjiku dan aku akan menempuh jalan hidupku ini sebagai kancil teman setia pak tani”

Matahari telah tenggelam, berganti dengan bulan ditemani kilauan bintang. Malam itu cuaca begitu cerah tepat saat bulan purnama bersinar penuh

pak tanipun tidur dengan tenang dikamarnya, dan kancil menjaga pak tani di dekatnya.

Part 5. Lamunan sang kancil

sang kancil masih duduk diruang tengah rumah pak tani, sayup-sayup terdengar angin menerpa pohon nangka yang ada didepan rumah pak tani. Sang kancil memandang lurus kearah lukisan mentimun di atas pintu masuk rumah pak tani, pikirannya melayang mengingat kejadian sebelum ia memutuskan bersahabat dengan pak tani.

Dalam lamunanannya terlihat, Saat itu sang kancil keluar dari persembunyiannya, ia berjalan dari kedalaman hutan kaliandra, hatinya sangat riang sekali karena itu adalah hari dimana mentimun pak tani sudah bisa dimakan. Dia berjalan menuju ladang dengan bernyanyi riang diiringi angin yang bertiup sepoi-sepoi dan kicauan burung yang merdu…..

ditengah perjalanan dia melihat 2 orang pencari kayu sedang duduk beristirahat di bawah pepohonan, dekat sungai hutan kaliandra. Keduanya nampak berbincang-bencang dengan sangat bahagia, sang kancil penasaran melihat wajah bahagia mereka, maka sang kancil mengendap-endap ingin mengetahui siapa dan apa yang mereka bicarakan. Ternyata dua orang tersebut adalah ayah dan anak yang sedang membicarakan suatu ilmu pengetuan dasar dalam hidup, maka kancil mencoba mengikuti dan mendengar pembicaraan mereka.

“Nak ketahuilah, bahwa musuh itu memberikan pelajaran terbaik dalam hidup, tatkala ia mencaci kita, atau menjerumuskan kita dalam kehinaan, hal itu berarti kita harus berusaha memperbaiki apa yang dia anggap kurang dalam diri kita. Dalam hal lain, ketika kita dalam perkelahian, atau pertempuran maka musuh memberitahukan dimana letak kelemahan kita, dari situ kita bisa belajar” sayup-sayup terdengar sang bapak memberi nasehat pada anakanya

“ia bapak, aku akan selalu mengingat hal itu. Namun aku masih bingung dengan kebanyakan mereka, apakah kebanyakan orang tidak menyadari akan pentingnya pelajaran ini???” kata sang anak bertanya.

Sang bapak menghela nafas panjang, ia melihat sekelompok burung sedang terbang membuat formasi segitiga menuju laut. Kemudian sang bapak berkata

“anakku, didunia ini manusia dapat dikelompokkan dalam 4 bagian menurut ilmu pengetahuannya, yang pertama adalah orang yang tahu dan tahu bahwa ia mengetahui, itulah orang bijak berilmu yang sepatutnya berguru kita padanya, yang kedua orang yang tahu tapi tidak tahu bahwa ia mengetahui, itulah orang yang tidur maka bangunkanlah dia, yang ketiga orang yang tidak tahu dan tahu bahwa ia tidak mengetahui, itulah orang yang memerlukan bimbingan dan terakhir yang keempat adalah orang yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa ia tidak mengetahui, maka waspadalah terhadapnya”

mendengar hal itu sang kancil merinding, bulu-bulu sang kancil berdiri bahkan telinga dan ekornya berdiri seakan seluruh bagian dari tubuh kancil merinding berdiri bersiap menerima ilmu pengetahuan yang begitu berarti. Namun disini perlu dicermati bahwa kemaluan kancil tidak ikut berdiri.

kata-kata yang begitu dalam dan ilmu pengetahuan yang berarti telah didapat kancil dengan tanpa sengaja. Sang kancil tidak mau meneruskan mendengar pembicaraan mereka karena hal itu akan membuatnya stress. Sang kancil takut tubuhnya tidak mampu menerima pelajaran selanjutnya.

Sedikit demi sedikit kancil mundur menjauhi kedua orang tersebut, Sang kancil meneruskan perjalanannya ke ladang sambil mencoba berfikir kembali akan pembicaran mereka berdua. Kembali kancil teringat akan perseteruannya dengan pak tani, tanpa sadar ia telah banyak belajar dari hal tersebut,

kemudian ia mencoba mengelompokkan dirinya dan pak tani dalam 4 kelompok yang dibicarakan 2 orang tadi. Betapa terkejutnya kancil ketika mendapat hasil bahwa kancil adalah orang yang tidak tahu dan tahu bahwa ia tidak mengetahui sedangkan pak tani adalah orang yang tahu tapi pak tani tidak mengetahui kalau ia mengetahui.

Hal tersebut membuat kancil menyimpulkan satu hal, bila dia dan pak tani bersatu maka mereka akan menjadi orang yang tahu dan tahu bahwa mereka mengetahui.

Dalam hati kancil berkata “mungkin ini adalah kehendak yang membuat hidup, aku harus mengakhiri segala perbuatan burukku pada pak tani dan menjadikan ia sahabatku”

Maka sang kancil memutuskan untuk menemui pak tani diladang dan menawarkan persahabatan.

Itulah lamunan kancil ketika ia begadang diruang tengah pak tani , tak terasa fajar mulai menampakkan dirinya, pak tani telah bangun dari tidurnya dan pembicaraan panjang akan segera mereka mulai.


Part 6. Pak tani dan Harimau, Awal yang Indah

Setelah semua pembicaraan panjang pak tani dan kancil yang tidak diceritakan disini, mereka berteman sangat akrab, itulah pertemanan yang hebat karena segala keburukan telah dapat diterima, bisa dikatakan keburukan kepompong kini telah menjadi kupu-kupu. Seperti syair pujangga persahabatan bagai kepompong mengubah ular menjadi kupu-kupu, hal yang tak mudah berubah jadi indah, maklumi teman hadapi perbedaan..

Pada suatu hari, pak tani dan kancil berjalan menuju ladang mentimun, sesampainya diladang, pak tani mendapati bahwa ia lupa membawa hand sprayer atau lebih mudahnya di sebut semprotan. Karena itu adalah hari dimana pemberantasan hama dan penyakit. Maka pak tani kembali pulang untuk mengambil alat tersebut, pak tani mengambil jalan pintas agar cepat sampai kerumahnya, ia melewati jalanan terjal lagi berlubang, bukit-bukit curam ia terjang tanpa kenal lelah. Disebuah lembah, pak tani melihat sebuah lubang yang dari dalamnya terdengar suara rintihan. Pak tani mendekati lubang tersebut, dilihatnya ada seekor harimau.

“ harimau apakah gerangan yang terjadi padamu” ujar pak tani

“Pak tani, tolonglah aku sudah berhari-hari terjebak disini” pinta sang harimau

pak tani merasa kasihan terhadap harimau

“tunggulah sebentar harimau, aku akan berusaha menolongmu” ujar pak tani

pak tani segera mencari kayu-kayu dan beberapa ranting yang bisa dibuat untuk tali, kemudian pak tani membuatkan tangga agar harimau bisa keluar dari lubang tersebut.

“aku sudah membuatkan tangga, ini naiklah perlahan-lahan agar kamu tidak jatuh lagi” ujar pak tani

“baiklah pak tani” harimau menjawab

harimau naik melewati tangga yang dibuat pak tani keluar dari lubang tersebut. Namun setelah harimau bebas, dia hendak memakan pak tani

“pak tani, aku sudah berhari-hari tidak makan, sekarang aku melihatmu sebagai makanan yang lezat, ha ha ha…. Aummmmm” ujar harimau mengancam

“wahai harimau, mengapa kau hendak memangsaku, padahal aku telah melepaskanmu” pak tani memelas

“aku tidak kenal balas budi!!! tapi untuk kali ini aku sedikit berbelas kasihan, aku akan memenuhi permintaan terakhirmu sebelum kau kumakan” ujar harimau

“baiklah, aku buat kesepakatan denganmu. Sebelum kau memangsaku, perbolehkanlah aku meminta pertimbangan pada tiga makhluk di daerah ini” kata pak tani

“baiklah, tapi cepat aku sudah sangat lapar ini” ujar harimau

maka pak tani memulainya dengan bertanya pada sang jalan

“ hai jalan pantaskah air susu dibalas air tuba” Tanya pak tani

“hai pak tani!!!” kata sang jalan sambil menghardik keras

“kau sudah kulayani dengan baik, tapi kau selalu mengotori diriku, pantaskah itu”

jawab sang jalan marah

“namun apa yang bisa kuperbuat, aku harus melakukan ini sebagai takdirku” sang jalan melanjutkan pembicaraan

mendengar kata-kata sang jalan, harimau mengaum keras kemudian tertawa terbahak-bahak

“auuuuuuuuuummmmm……. Memang kau pantas kumakan pak tani, wakakaakkaakakaakaka”

pak tani sangat takut, tapi ia masih punya harapan 2 pertimbangan lain. Pak tani berjalan menuju pohon

“hai pohon, aku selalu merawatmu, jawablah apakah harimau pantas memakanku setelah semua perbuatanku” Tanya pak tani

“pak tani, kau memang merawatku, tapi jika dirata-rata, manusia itu kejam. Mereka telah banyak membunuh kaumku” jawab pohon

harimau semakin diatas angin.

“pak tani….pak tani…. Sudahlah terima saja, kau akan merasa bangga menjadi makanan raja hutan auuuu……mmmmm…” ujar harimau sambil mengaum keras sekali

tubuh pak tani gemetaran, dia semakin takut, bulu-bulu pak tani berdiri, rambut pak tani berdiri, seluruh bagian tubuh pak tani seperti berdiri. Namun disini perlu dicermati bahwa kemaluan pak tani tidak ikut berdiri.

Harapan terakhir pak tani masih ada pada satu makhluk lain. Maka pak tani menuju sang kancil diladang dengan dikawal ketat oleh harimau

Sang kancil merasakan aroma ketakutan merebak, burung-burung berterbangan menjauhi tempat itu. Dari jauh tampak pak tani berjalan gemetaran dikawal harimau. Sesampainya didekat kancil ,ia bertanya

“ada apakah ini” ujar sang kancil

“aku ingin memakan pak tani, tapi pak tani ingin berkilah, bagaimana menurutmu cil”

kata harimau pada sang kancil.

Harimau merasa bahwa kancil akan mendukung harimau karena perseteruan mereka selama ini. Harimau tidak tahu bahwa kancil telah bersahabat erat dengan pak tani.

“ baiklah ceritakan dulu padaku dari awal, apa yang terjadi” kata sang kancil pada pak tani.

pak tani menceritakan semua kejadian dengan detail, kemudian kancil mengajak mereka kembali keperangkap tadi.

“ baiklah sekarang aku minta reka ulang, biar terjadi keadilan disini, kemudian harimau bisa memangsa pak tani” ujar sang kancil

harimau merasa sangat senang mendengar kata-kata sang kancil. Dengan segera harimau menuruni tangga yang dibuat pak tani menuju kedalam lubang.

“kemudian contohkan padaku, bagaimana susahnya kamu membuat tangga ini” pinta sang kancil pada pak tani

maka tangga tersebut diambil pak tani untuk reka ulang. Sesudah tangga terambil, maka kancil berkata

“pak tani sudahlah biarkan harimau didalam, dia telah menipumu. Kini dia tertipu” kata sang kancil pada pak tani

“terima kasih cil, kau memang sahabatku yang baik” ujar pak tani

harimau mendengar pembicaraan mereka dari dalam, lalu dia berkata

“cil, aku menagih janjimu” ujar harimau marah

“maafkan aku harimau, tapi pak tani adalah sahabatku sekarang. Kau cobalah merenung didalam tentang arti balas budi” ujar kancil pada harimau

Harimau terdiam, dia tak mampu berkata apa-apa.

pak tani dan kancil meninggalkan harimau. Mereka berdua meneruskan pemeliharaan mentimunnya. Itulah untuk pertama kalinya kancil menyelamatkan nyawa pak tani dengan menundukkan harimau

Senin, 22 Maret 2010

PENGGUNAAN ZAT PENGATUR TUMBUH KINETIN DAN NAA TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN NANAS (Ananas Comosus (L) Merr) DAN DETEKSI BROMELIN



Senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan telah lama diketahui mempunyai banyak manfaat bagi manusia, produk metabolit sekunder juga banyak digunakan sebagai sumber pharmaceuticals, fragrances, agrochemicals and food additives. Salah satu senyawa metabolit sekunder tersebut adalah enzim bromelin yang banyak terdapat dalam tanaman nanas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi Kinetin dan NAA yang berbeda pada media MS terhadap pertumbuhan eksplan nanas dan mendeteksi aktivitas enzim bromelin pada eksplan nanas.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang, pada bulan Agustus 2007 sampai dengan Januari 2009. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap sederhana
Pengamatan dilakukan secara 3 kali dengan interval 10 hari sekali, dengan parameter pengamatan berupa Panjang eksplan, Jumlah akar, warna eksplan, bobot segar eksplan, bobot kering eksplan, dan deteksi aktifitas enzim.
Berdasarkan hasil pengamatan, Perlakuan kombinasi kinetin 1 ppm + NAA 7,5 ppm menyebabkan ukuran eksplan cenderung lebih panjang. Perlakuan kinetin 0,5 ppm + NAA 15 ppm menyebabkan jumlah akar cenderung lebih banyak. Perlakuan 1 ppm kinetin + NAA 15 ppm menyebabkan warna eksplan cenderung lebih hijau serta bobot segar dan bobot kering eksplan cenderung lebih berat. Perlakuan 1 ppm kinetin + NAA 7,5 ppm menyebabkan aktifitas enzim bromelin dari eksplan nanas cenderung lebih tinggi daripada kombinasi yang lain
Sehingga Untuk pertumbuhan eksplan nanas, sebaiknya menggunakan perlakuan perlakuan kinetin 1 ppm + NAA 15 ppm dan untuk mendapatkan aktifitas enzim yang lebih banyak, sebaiknya menggunakan kinetin 1 ppm + NAA 7,5 ppm.


Rabu, 16 September 2009

Part 4. Pak Tani Mencari Sang Kancil

Pada keesokan harinya, pak tani bersiap mencari sang kancil. Ia menyiapkan bekal secukupnya untuk mencari sang kancil yang akan diajak curhat

Pada mulanya ia pergi ke ladang mencari sambil memanggil-manggil sang kancil, lama ia disana namun tak muncul juga batang hidung sang kancil, kemudian pak tani memutuskan mencari sang kancil kehutan kaliandra

Ia kehutan mencari sang kancil, berhari hari pak tani dihutan, pak tani terus berteriak memanggil nama kancil.

Pak tani bertanya pada awan, angin, namun semua tidak tahu. Bahkan pak tani bertanya pada rumput yang bergoyang….

Pak tani sungguh ingin bertemu dengan kancil namun sang kancil tidak muncul juga. Pak tani tidak putus asa, dia mendaki gunung arjuna berminggu-minggu mencari sang kancil bahkan sampai puncak, sang kancil juga tidak ada. Pak tani masih belum putus asa, ia mencari ke gua-gua sekitar gunung dan sang kancil masih tidak ada. Kemudian pak tani mencari digunung-gunung sekitarnya, welirang, ringgit, penanggungan semua ia daki, semeru, bromo, argopuro raung, panderman, kawi semua telah ia lalui namun kancil tidak ada.

Pak tani tanpa lelah mencari sang kancil dan tak terasa sudah berbulan-bulan….

Pak tani memang pantang menyerah sejauh ini, dia menuruni gunung, berjalan menuju laut kidul, dia menyusuri pantai sampai berminggu-minggu, terus berusaha memanggil sang kancil, kerinduan yang mendalam sudah terasa dihati pak tani, sungguh pak tani ingin bertemu sang kancil…

Namun sang kancil tak muncul juga…

Saat itu hari telah senja, langit terlihat menguning, cahaya sekitar mulai meredup, gelap akan segera menghampiri.

Pak tani terduduk dengan lesu dipantai, dia menangis….

Itulah air mata kerinduan..

Yang tulus…

Yang sudah bertahun-tahun tidak keluar dari kelopak mata pak tani….

Dalam hati pak tani berkata sesuatu yang berharga akan benar-benar terasa berharga saat ia telah hilang

Pak tani mencoba bercerita tentang kesedihannya pada laut, pada ombak, pada karang dan pada pasir yang berbisik….

Namun tak ada jawabnya…..

Dia bertanya pada bumi, lanngit, bintang bulan bahkan seisi jagad raya

Namun semua membisu…..

Pak tani telah putus asa, dia menyesal telah mengusir sang kancil, bahkan mungkin kancil telah membunuh dirinya. Pikiran itu membuat pak tani semakin sedih…

Dalam pencarian, tiap kali pak tani tidur, sang kancil selalu muncul, namun saat pak tani sadar, kancil telah hilang tak tahu kemana…..

ketegaran pak tani mulai sirna, kharisma pak tani kini tinggal kenangan.

Akhirnya Pak tani memutuskan untuk pulang, dia sangat sedih pulang tanpa hasil….

Dia hanya bisa menyesali semua kebodohannya…..

Maka kemudian pak tani pulang…..

Lama pak tani berjalan menuju rumahnya, ketika sampai di desanya ia langsung menuju rumahnya untuk melepas lelah dan penat…..

Dari jauh pak tani melihat sang kancil didepan rumah, pak tanipun berlari sekuat tenaga sambil memanggil nama kancil…..

sesampainya pada kancil, langsung saja pak tani mendekap sang kancil dengan erat sambil berkata

“maafkan aku cil, pada akhirnya aku harus rela menerima kamu sebagai temanku anugerah Tuhan disisiku, bahkan aku menempatkanmu pada posisi yang tinggi dihadapanku” kata pak tani sambil menangis tersedu

di utara terlihat pelangi berkilauan tanpa hujan, alam raya semua tersenyum menunduk melihat kejadian tersebut.

sang kancil berusaha menenangkan pak tani sambil berkata

“sudahlah pak tani, sebenarnya aku yang salah. Selama ini aku menyakitimu dengan semua tindak-tandukku , akulah yang sepantasnya minta maaf”

lama pak tani mendekap sang kancil, sampai akhirnya sang kancil berkata

“pak tani, sudahlah…

kini istirahatlah, besok kita berbincang-bincang, aku lihat kau sudah lelah dan perlu istriahat”

“ia cil, ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu..

ada banyak masalah yang ingin aku utarakan padamu…

aku harap kini dan seterusnya kau setia menemaniku” ujar pak tani memelas

sang kancil merasa malu dengan penghargaan pak tani yang begitu tinggi, wajahnya memerah dan hatinya pun luluh dengan ketulusan pak tani

“pak tani, aku tidak akan pernah menyakitimu lagi…

aku akan selalu mencarikan solusi terbaik untuk melindungimu…

ini adalah janjiku dan aku akan menempuh jalan hidupku ini sebagai kancil teman setia pak tani”

Matahari telah tenggelam, berganti dengan bulan ditemani kilauan bintang. Malam itu cuaca begitu cerah tepat saat bulan purnama bersinar penuh

pak tanipun tidur dengan tenang dikamarnya, dan kancil menjaga pak tani di dekatnya.

Part 3. Pak Tani Memutuskan Menemui Sang Kancil

Pada hari berikutnya pak tani bermimpi lagi, kali ini Sang Pengantar mengatakan hal lain lagi…

Ketahuilah, mentimun-mentimun itu bila kau beri nutrisi yang hanya kau dapatkan caranya turun menurun, maka kau hanya akan mengetahui hasilnya saja…

Nutrisi itu bisa saja lebih baik atau memburuk karena musim…

Dan kau tetap memberikan nutrisi itu, betapa bodohnya kau pak tani….



Kemudian ia bangun kesiangan lagi, betapa gundahnya hati pak tani hari itu, ia bingung dengan mimpinya dan apa yang akan ia lakukan. Ia keluar rumah, mencoba memecahkan kebuntuan pikirannya.

Dia berjalan terus-menerus hari itu…..

kesana kemari tak jelas, berfikir keras akan mimpinya. Namun dasar pak tani bodoh, dia tidak bisa juga menemukan jalan keluar…….

Lama sekali pak tani berjalan tanpa sadar ia telah sampai dipinggir sungai dekat hutan kaliandra, dia duduk di atas air mencoba merenung semua kejadian lampau…

Pelajaran apa yang ia dapat dari hidupnya…..

Sampai ia pada pemikiran permusuhan itu memeberikan pelajaran yang sangat berarti,

Kejahatan sang kancil merupakan anugerah Tuhan, seperti banyak orang bilang guru yang terbaik adalah musuh, ia memberikan pengalaman menyakitkan yang akan selalu tercatat dalam memori.

Pak tani pun sadar betapa sang kancil telah melukainya, ia harus rela menerima sang kancil, karena kancil adalah takdir yang selalu bersama pak tani.

Malam telah datang menyambut kesendirian pak tani. Maka pak tani pulang.

Dalam perjalanan pulang, pak tani memutuskan akan menemui sang kancil esok hari, dan menerima penawaran persahabatan dari sang kancil.

Part 2. Mimpi Pak Tani

Pak tani……

Aku adalah sang Pengantar, aku bertanya padamu !!!

Jika kau mati dan ditanya oleh bumi apa yang akan kau jawab…..???

Jika kau terbang lebih ringan dari udara dan tidak ada yang yang melindungimu,

Sementara kau dituntut oleh perbuatanmu

Apa yang akan kau lakukan……..???

Hari itu pak tani bangun sangat siang, dia bermimpi sangat aneh…………..

dalam mimpinya ia bertemu dengan sang Pengantar, yaitu yang mengantarkan pak tani hidup di bumi.

Pak tani segera menyiapkan perlengkapan bertaninya, langsung pergi keladang. Saat itu matahari tepat diatas kepala, terik panas matahari tak menyurutkan niat pak tani untuk merawat mentimun-mentimunnya. Hari itu Pak tani menyelesaikan pemeliharaan dan perwatan tanaman ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat.

Dalam perjalanan pulang, Pak tani masih terngiang akan pesan dan peringatan yang disampaikan oleh sang pengantar

Pikiran itu terus menganggu pak tani, lalu dia teringat kejadian seminggu yang lalu, di kala pak tani bertemu sang kancil diladang mentimun

“Pak tani, hari ini aku menawarkan padamu persahabatan, aku sudah lelah dengan perseteruan ini” kata sang kancil berharap

“terkutuklah kau kancil, setelah semua yang kau lakukan padaku, aku tidak pernah akan bisa menerimamu” kata pak tani dengan nada keras

sang kancilpun menunduk seakan menyesali semua perbuatannya

“maafkan aku pak tani, pertempuran ini tidak akan pernah berakhir kalau kita terus begini, sekarang aku telah menyadari semua perbuatanku adalah salah, aku akan menebus dosa-dosaku dengan selalu setia melindungimu hai pak tani” kata sang kancil

“aku masih belum bisa menerimamu, ingatlah bahwa kau telah banyak menyakitiku, dengan mencuri mentimunku… aku sudah tidak peduli, kalau kau ingin menebus dosamu, segeralah kau bunuh dirimu atau pergi menjauh dariku” nada pak tani meninggi pertanda marah

“pak tani, aku tidak bermaksud menyakitimu, namun keinginan memakan timunmu telah membelenggu jiwaku, sekarang dengan tulus aku ingin membantumu….

Karna aku tahu bahwa kau adalah orang yang tidak tahu tapi mengetahui”

Mendengar hal itu pak tani sangat marah, dia mengangkat cangkulnya mencoba membunuh sang kancil, sadar akan bahaya yang mengancam, sang kancilpun berlari menyelamatkan diri menuju kedalaman hutan kaliandra sambil berkata

“pak tani, kau boleh saja bersumpah mengutuk aku sang kancil…

namun pada akhirnya kau harus rela

aku adalah sahabat sejatimu…”

sejenak terlintas dalam pikiran pak tani, ada baiknya jika kancil mengetahui perihal mimpinya, mungkin sang kancil bisa memecahkan masalah tersebut. Namun tiba-tiba ia teringat kembali akan perbuatan kancil yang terus menyakiti hati pak tani dengan mencuri mentimun-mentimun yang sangat disayangi pak tani, dan pak tanipun menghilangkan pikiran itu.



Part 1. Asal usul pak tani dan perseteruannya dengan kancil

Pak tani tinggal di lereng gunung Arjuna, di desa Gebug Kidul. Dia mempunyai ladang mentimun didaerah pinggiran hutan kaliandra sekitar 10 kilometer dari rumahnya, setiap harinya pak tani berangkat sebelum shubuh ke ladang untuk merawat mentimunnya dengan penuh kasih sayang, bisa dikatakan pak tani adalah penyayang mentimun. Namun bagi pak tani tidak mudah merawat mentimun-mentimun yang ia sayangi, karena ia harus melawan musim yang selalu berganti, cuaca, badai, bahkan topan. Dengan keteguhan hati pak tani, dia bisa menerima semua itu dengan tabah. Selain gangguan alam pak tani juga menghadapi gangguan lain berupa dari organisme-organisme pengganggu tanaman di antaranya penyakit, hama, dan yang terakhir adalah dari sang kancil.
Nama terakhir yang disebutkan sangat menggangggu hati pak tani, mereka selalu berseteru tiada henti, dari hari ke hari, bulan ke bulan sampai bertahun-tahun.

Sang kancil merupakan hewan yang sangat cerdik. Dengan berbagai macam cara, dia selalu bisa mencuri mentimun pak tani, walaupun pak tani sudah memasang berbagai macam alat pengaman, seperti alarm, cctv. Bahkan ketika sang kancil terperosok dalam jebakan pak tani, dia masih bisa lolos dengan mengakali pak tani.

Pak tani harus menghadapi terror yang tidak pernah habis, mentimun-mentimun tersayang pak tani selalu bisa dicuri kancil. Genderang perang telah ditabuh pak tani terhadap kancil bertahun-tahun yang lalu, namun kemenangan pak tani tidak juga kunjung tiba.



Selasa, 15 September 2009

kontak





Nama
Alamat Email
Subject
Pesan
Image Verification
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]
-->